Assalamu`alaikum...... Welcome to Wahana Education : "Smart - Creative - Exciting - Fun"

H O M E

Senin, 24 Oktober 2011

Tgs. Teori Belajar Pembelajaran (2)

Berikan tanggapan anda tentang pemasalahan dibawah ini :
  • Sebutkan sebanyak-banyaknya masalah yang mungkin terjadi jika kita menerapkan teori behavioristik dalam pembelajaran ? (Minimal 5) 
  • kegagalan pembelajaran disekolah dan perguruan tinggi dewasa ini lebih banyak terjadi ditingkat proses pembelajaran setujukah anda ? bila ya, jelaskan mengapa itu terjadi ! Bila tidak, coba identifikasi dibagian mana kegagalan itu lebih banyak terjadi, sertakan argumentasinya....? 
  • Habermas membagi 3 pandangan dalam proses pembelajaran diantaranya:
    1. Belajar teknis (technical Learning)
    2. Belajar praktis (practical Learning),
    3. Belajar Emansipasi (emancipatory learning).
    Jelaskan ketiga proses tersebut, sertakan sumber referensinya ?!
NB : 
Jawaban langsung di poskan bawah ini, sertakan (Nama & NIM) paling lambat Senin

22 komentar:

  1. Nama : Dhea Rifki Januar Amiko
    NIM : 1002020180
    1. masalah yang mungkin terjadi jika kita menerapkan teori behavioristik dalam pembelajaran ?
    1. Siswa hanya dapat mendengar apa yang disampaikan guru dan mengingat apa yang dilihat serta menghafalkan seluruh materi atau informasi yang didapatkannya.
    2. Dengan memberikan sanksi atau hukuman memiliki resiko yang cendrung membuat siswa takut atau merasa terintimidasi sehingga mengurangi minat dalam belajar.
    3. Penerapan yang tidak menyeluruh apabila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam menyampaikan materi sehingga akan memperkuat implementasinya bagi siswa sekalipun informasi yang di dapat Salah atau kurang tepat.
    4. Gagalnya proses transferisasi atau penyampaian materi/informasi jika gagal memberi stimulus yang tepat sesuai kebutuhan pembelajar sehingga mengurangi minat dalam belajar.
    5. Pembelajaran yang hanya berpusat dari guru bersifat meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur sedangkan siswa kurang dituntut untuk dapat mengembangkan materi yang telah disampaikan.
    2. Ya”. Karena pada tahapan pembelajaran dewasa ini umumnya siswa sudah memiliki bentuk karakter masing-masing sehingga dibutuhkan penerapan yang tepat dengan mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang benar-benar efektif dengan mengacu pada kebutuhan siswa, selain itu pada tahap dewasa juga memiliki permasalahan pisikologi yang sudah kompleks dalam lingkungan kehidupan pribadi baik lingkungan, status sosial dan habbitual / kebiasaan. Sehingga tidak semua porsi kemampuan kognitif mampu dioptimalkan pata satu objek yang akan di sampaikan.
    3. 1.Belajar Teknik ( Tehnical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan agar dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar.Dal hal ini ilmu alam sangat diperlukan.
    2. Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan social ( orang-orang yang ada disekeliling ) secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan seenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.
    3. Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan budaya sangat dibutuhkan. Tahap ini oleh Habermas dianggap tahap belajar yang paling tinggi, karena transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang tertinggi.

    BalasHapus
  2. 1.• keberadaan murid dalam teori ini tidak aktiv, hanya duduk lalu mendengarkan apa yg disampaikan guru.
    • Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati.
    • Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan dan meningat apa yang didengar dari penjelasan sang guru
    • murid cenderung merasa bosan
    • tidak adanya keinginan untuk mencari pengetahuan yang lebih dari sebuah pelajaran.

    2.
    jawabannya “ya”
    alasnnya adalah pengaruh kemajuan teknologi yang semakin membuat siswa pengen instan dalam mendapatkan ilmu,walhasil,susah atau tidaknya suatu materi tergantung pada google.nhaa disaat semua tergantung pada google,minat siswa untuk belajar sendiri berkurang dan bahkan hampir tidak belajar sama sekali.semata-mata berharap pada google.disaat seperti itulah pembelajaran mulai longgar dengan segala kemalasan yang dimiliki.
    3.
    a.Belajar teknis
    menjamin siswa betul-betul akan mencapai tujuan, strategi lebih luas daripada metode atau teknik pengajaran.

    B. belajar praktis
    membuat remaja terus dan terus untuk memacu intelektualitas dirinya,dengan mempraktekkan apa yg di dapat,,dan tak memanfaatkan peluang waktu dan tempatnya sbik2nya,,

    c.belajar emansipasi

    BalasHapus
  3. Nama : Maulida R
    Npm : 1002020182



    1. KELEMAHAN TEORI BEHAVIORISTIK
    Masalah yang mungkin terjadi jika kita menerapkan teori Behavioristik dalam pembelajaran :
    a) Teori Behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Murid dipandang pasif , perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru.
    b) Penerapan teori behaviroristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai central, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.
    c) Mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi dan respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
    d) Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.Penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan anak didik baik hukuman verbal maupun fisik seperti kata – kata kasar , ejekan , jeweran yang justru berakibat buruk pada siswa.
    e) Teori behavioristik sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon.

    2. KEGAGALAN PEMBELAJARAN
    Saya sangat setuju bahwa dalam proses pembelajaran dewasa ini, sering kali terjadi kegagalan dalam proses belajar-mengajar antara guru dan peserta didik, kadangkala hal tersebut bisa terjadi karena :
    a) Metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan peserta didik dan pendidik.
    b) Adanya ketidakcocokan antara pendidik dan peserta didik, karena tidak adanya kejelasan/keputusan yang konkrit tentang kesepakatan metode belajar dari kedua pihak pada awal pertemuan yaitu kontrak belajar. Maka proses belajar-mengajar tidak dapat dicapai dengan baik.
    c) Hilangnya konsentrasi belajar peserta didik karena hal-hal tertentu.

    3. PANDANGAN HABERMAS
    Menurut Habermas, proses belajar terjadi apabila terjadi interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun sosial.
    Ada 3 tipe belajar :
    1) Belajar Teknik ( Tehnical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan agar dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar.Dal hal ini ilmu alam sangat diperlukan.
    2) Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan social ( orang-orang yang ada disekeliling ) secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan sejenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.
    3) Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan budaya sangat dibutuhkan. Tahap ini oleh Habermas dianggap tahap belajar yang paling tinggi, karena transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang tertinggi.
    Referensi : Ariefian84.wordpress.com Habermas-Belajar dan pembelajaran

    BalasHapus
  4. nama:muqhni van anggelia
    npm:1002020200

    1.Ia setuju.
    Karena tidak dilakukan Evaluasi pembelajaran secara menyeluruh. Instrumen evaluasi pembelajaran pun sebetulnya harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen evaluasi harus valid dan reliable. Penyusunan soal evaluasi pembelajaran minimal harus mencakup bentuk-bentuk seperti: pilihan ganda, isian, jawaban singkat. Tidak hanya pilihan ganda saja, atau isian saja. Materinya meliputi seluruh materi yang diajarkan (minimal satu kompetensi dasar).
    Tentu saja masih banyak kesalahan guru yang lain, yang bisa berakibat pada kegagalan siswa dalam belajar. Anda pun dapat menginventarisasi kesalahan-kesalahan yang Anda lakukan ketika mengajar atau kesalahan teman-teman.
    kuncinya Apabila terdapat kegagalan siswa dalam pembelajaran, maka di situlah guru perlu melakukan introspeksi: sudah benarkah yang dia lakukan? Kemudian dilanjutkan: apa yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki keadaan.


    2.1. mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
    2. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
    3. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata
    4. Siswa menjadi tidak kreatif dan tidak produktif,
    5. Serta cenderung mengarahkan pembelajar untuk berfikir linier

    3. PANDANGAN HABERMAS
    Menurut Habermas, proses belajar terjadi apabila terjadi interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun sosial.
    Ada 3 tipe belajar :
    1) Belajar Teknik ( Tehnical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan agar dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar.Dal hal ini ilmu alam sangat diperlukan
    2) Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan social ( orang-orang yang ada disekeliling ) secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan seenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.
    3) Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan budaya sangat dibutuhkan. Tahap ini oleh Habermas dianggap tahap belajar yang paling tinggi, karena transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang tertinggi.
    reverensi:Ariefian84.wordpress.com Habermas-Belajar dan pembelajaran

    BalasHapus
  5. nama:asni
    npm:1002020208

    1)a.Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru.
    b.perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah
    c.pembelajaran yang kongkrit
    d.Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan pebelajar secara individual.
    e.Siswa menjadi tidak kreatif dan tidak produktif.

    2)ia setuju.
    proses belajar yang dilakukan tidak cukup efektif,tidak sesuai target,tidak nya hubungan (feed back) hubungan timbal balik terhadap proses belajar mengajar serta tidak ada komunikasi secara efektif.
    Ketika kita menyampaikan suatu pesan kepada siswa sering berputar-putar dahulu. Contohnya guru ingin mengingatkan agar siswa mengerjakan PR yang diberikan, “Anak-anak, awas jangan sampai lupa dengan PR kamu. Kamu kerjakan semuanya. Kalau kamu tidak mengerjakan PR kamu, maka besok tidak akan mendapatkan nilai dari bu guru


    3)PANDANGAN HABERMAS
    Menurut Habermas, proses belajar terjadi apabila terjadi interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun sosial.
    Ada 3 tipe belajar :
    1) Belajar Teknik ( Tehnical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan agar dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar.Dal hal ini ilmu alam sangat diperlukan.

    2) Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan social ( orang-orang yang ada disekeliling ) secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan seenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.
    3) Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan budaya sangat dibutuhkan. Tahap ini oleh Habermas dianggap tahap belajar yang paling tinggi, karena transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang tertinggi.

    BalasHapus
  6. Nama : Novi Irianty
    NPM : 1002020209

    1.Kelemahan teori behavioristik adalah :
    a.Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks.
    b.Teori ini cenderung membuat siswa pasif karna ia hanya menerima stimulus-stimulus dari guru.
    c.Dalam teori ini siswa dirugikan karna siswa diharapkan harus memiliki pemahaman yang sama dengan apa yang diajarkan guru sehingga ia menjadi kurang kreatif.
    d.Apabila teori ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka masalah yang mungkin terjadi adalah ilmunya bersifat sementara, sehingga guru harus memberikan stimulus sesering mungkin agar siswa tidak lupa.
    e.Aplikasi teori Behavioristik dalam pembelajaran salah asatunya yaitu memberikan reinforcement(penguatan), baik beruka hukuman dan hadiah, hal ini menimbulkan ketergantungan bagi siswa karna apabila suatu saat kita tidak memberikan penguatan anak merasa malas dan acuh tak acuh.

    2.Setuju,
    Lazim terjadi dalam proses pembelajaran guru kurang memahami siswa/kurang komunikatif, & metode belajar pun sering kali tidak cocok dengan keadaan siswa, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai siswa juga merasa kurang nyaman dan kurang termotivasi saat belajar.
    Kurangnya fasilitas juga sering dialami pada saat proses pembelajaran, hal ini mungkin dipengaruhi oleh dana yang tidak memadai, dewasa ini pendidikan juga acap kali dijadikan sebagai “lahan bisnis” sehingga maksud dan tujuan dari pengajaran itu sendiri tidak tercapai dengan maksimal.

    3.1) Belajar Teknik ( Tehnical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan agar dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar.Dal hal ini ilmu alam sangat diperlukan.
    2) Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan social ( orang-orang yang ada disekeliling ) secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan seenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.
    3) Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan budaya sangat dibutuhkan. Tahap ini oleh Habermas dianggap tahap belajar yang paling tinggi, karena transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang tertinggi.

    Sumber : Just another WordPress.com site

    BalasHapus
  7. Nama : Sopiani
    NIM :1002020195

    1.Masalah yang mungkin terjadi jika kita menerapkan teori behavioristik dalam pembelajaran
    1)Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru , bersifat meanistik yang dapat membuat pembelajaran yang tidak efektif
    2)Siswa hanya dituntut mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif yang bisa membuat siswa tidak menyenangkan.
    3)Penggunaan hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan justru dapat memberikan keburukan mental pada siswa
    4)teori behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah siswa baik atau jelek, rasional atau emosional sehingga sulit untuk mengembangkan bakat siswa
    5)Kekurang pada pendidik dapat berakibat sangat fatal dalam proses pembelajaran,dapat membuat siswa jenuh dan dapat menciptakan pembelajaran yang tidak efektif
    2.Saya setuju,
    kegagalan pembelajaran disekolah dan perguruan tinggi deawasa ini sangat tergantung pada proses pembelajaran,terutama pada saat penyusunan silabus dan rencana pembelajaran yang kurang sesuai dengan lingkungan peserta didik sehingga siswa agak sulit untuk menguasai lingkungan sekitarnya.kesalahan juga datang dari pendidik yang sering memilih model pembelajaran yang sudah umum yang kadang-kadang membuat proses pembelajaran tidak meyenangkan bagi siswa
    3.Habermas membagi 3 pandangan dalam proses pembelajaran
    1)1.Belajar Teknik ( Tehnical Learning )
    Yaitu belajar menguasai pengetahuan dan ketrampilan untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar agar dapat menguasai dan mengolah lingkungan dengan benar
    2)Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar untuk dapat berinteraksi dengan orang-orang yang ada disekelilingnya secara baik.baik itu Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan seenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis
    3)Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar yang menekankan pada upaya untuk mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya

    BalasHapus
  8. ZULFIKAR SANOVA31 Okt 2011, 10.33.00

    JAWABAN (1)
    BEHAVIORISTIK

    1. Si belajar dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas yang ditetapkan lebih dulu secara ketat
    2. Pembiasaan (disiplin) sangat esensial
    3. Ketaatan kepada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan
    4. Kontrol belajar dipegang oleh sistem di luar diri si-belajar
    5. Seseorang dikatakan telah belajar apabila mampu mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari


    KONSTRUKTIVISTIK
    • Si belajar dihadapkan kepada lingkungan belajar yang bebas
    • Kebebasan merupakan unsur yang sangat esensial
    • Ketaatan kepada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan
    • Kontrol belajar dipegang oleh sistem di luar diri si-belajar
    • Tujuan pembelajaran me-nekankan pada penciptaan pemahaman, yang menuntut aktivitas kreatif-produktif dalam konteks nyata




    JAWABAN (2)
    iaaa....
     Kegagalan atau ketidak-mampuan dalam menambah pengetahuan dikategorikan sebagai KESALAHAN, HARUS DIHUKUM
     Keberhasilan atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas dipuji atau diberi HADIAH
     Kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau tidakkemampuan di lihat sebagai interpretasi yang berbeda yang perlu di hargai

    JAWABAN 3
    1) Belajar Teknik ( Tehnical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan agar dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar.Dal hal ini ilmu alam sangat diperlukan.
    2) Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan social ( orang-orang yang ada disekeliling ) secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan seenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.
    3) Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan budaya sangat dibutuhkan. Tahap ini oleh Habermas dianggap tahap belajar yang paling tinggi, karena transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang tertinggi.

    BalasHapus
  9. MULYANTI
    1002020176

    1. Murid di pandang pasif, perlu motivasi dari luar dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru
    2. Murid berperan sebagai pendegar dalam proses pembelajaran dan menghafalkan apa yang di dengar dan di pandang sebagai cara yang efektif,
    3. Murid hanya mendengarkan dengan tertib terhadap setiap penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan di pandang sebagai cara belajar yang efektif sehingga inisiatif siswa terhadapa sesuatu permasalahan yang mucul secara temporel tidak bisa di selesaikan oleh siswa
    4. Sebuah konsekuensi bagi guru untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap
    5. Penerapkan teori behavioristik yang salah dalam suatu kondisi pembelajaran juga mengakibatkan terjadi nya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa, yaitu guru sebagai sentral bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid sehingga dapat menekan kreatifitas siswa.


    Jawaban (2)
    Iaa.... saya setuju sekali....
    Sebab,,,,, kenyataan yang ada kurikulum yang selama ini di ajarkan disekolah kurang mampu mempersiapkan siswa untuk masuk ke perguruan tinggi. Kemudian kurang nya pemahaman akan pentingnya pendidikan untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan budaya, serta kurang nya pemahaman bagai mana bentuk penbelajaran untuk siswa dengan berbagai kemampuan intelektual sehingga hal itu dapat menyebabkan siswa acuh tak acuh dalam menerima setiap pembelajaran dan hasil akhirnya yang di dapat berupa kegagalan

    Jawaban (3)
    Habermas membagi tipe belajar menjadi tiga bagian yaitu :
    1. Technical learning (belajar teknis)
    Yaitu : siswa diharap kan untuk belajar berinteraksi dengan alam sekeliling nya
    2. Practical learning (belajar praktif)
    Yaitu : siswa belajar berinteraksi dengan orang sekelilingnya
    3. Emancipatory learning (belajar emansipator)
    Yaitu : siswa berusaha mencapai suatu pemahaman yang sebaikmungkin tentang perubahan kultural dari suatu lingkungan
    Sumber refensi dari JOEGOLAN

    BalasHapus
  10. buk katanya HTML anda tidak bisa diterima: harus paling banyak dalam 4.096 karakter...
    mksdnya ap buk?

    BalasHapus
  11. Nama : Muhamad Nur
    NPM :1002020191
    1. Masalah yang mungkin terjadi ketika tiori behavioristik diterapkan dalam pembelajaran
    1. siswa menjadi tidak kreatis dan tidak produktif
    2. siswa selalu tergantung pada stimulasi dalam belajar
    3. Hukuman yang diberikan kepada siswa dapat menyebabkan siswa merasa tertekan dalam proses belajar
    4. Keberhasilan selalu diukur dari evaluasi sehingga siswa tak pernah bisa memperbaiki kesalahannya
    5. Gagalnya tranferisasi atau penyampaian pembelajaran

    2.Saya setuju kegagalan banyak terjadi ditingkat sekolah dan perguruan tinggi,Fakta yang terjadi bukan hanya karena kesalahan dari peserta didik yang kurang mampu menangkap pelajaran akan tetapi Pendidik juga tidak mampu merangkul peserta didik nya dengan benar dan Seorang pendidik tidak mampu membangun emosi positif peserta didiknya karena tidak semua peserta didik itu mampu menerima pembelajaran yang membosankan menurut mereka .untuk menciptakan emosi positif peserta didik ,contohnya cerita yang mengesankan serta memberikan cerita yang dapat membuat peserta didik terkesan dan menjadikannya sbgai inspirasi
    3. PANDANGAN HABERMAS
    Menurut Habermas, proses belajar terjadi apabila terjadi interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun sosial.
    Ada 3 tipe belajar :
    1) Belajar Teknik ( Tehnical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan agar dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar.Dal hal ini ilmu alam sangat diperlukan.
    2) Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan social secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan sejenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.
    3) Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya.

    BalasHapus
  12. Anonim mengatakan...
    Ida Mawarni
    Npm : 1002020205

    1. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku,lalu Teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.teori belajar behavioristik, meliputi: (1) Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement; (3) Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) Stimulus Control in Operant Learning
    2. tidak setuju, karena Pendidikan secara umum dapat dimengerti sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada intinya pendidikan adalah suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan pikir, emosional, berwatak dan berketerampilan untuk siap hidup ditengah-tengah masyarakat.
    3. *Belajar meningkatkan Kecakapan Skill/Teknik (Technical Learning)
    Setiap pekerjaan menuntut ketrampilan atau keahlian tertentu, Belajar dan berusahalah senantiasa untuk meningkatkan skill anda agar pekerjaan anda dapat menghasilkan maksimal.
    *Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu sebagaimana seseorang dapat belajar secaras berinteraksi dengan lingkungan social ( orang-orang yang ada disekeliling ) secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan sejenisnya sangatlah dibutuhkan dalam belajar secara praktis. Namun dengan demikian tidak berarti lingkungan alam ini harus diabaikan.
    *Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang untuk mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan budaya sangatlah dibutuhkan oleh seseorang dalam Tahap ini.habermas mengatakan kalau belajar emansipatoris ini dianggap tahap belajar yang paling tinggi, karena transformasi kulturalnya adalah tujuan pendidikan yang paling tertinggi.
    kalau menurut saya,dari kretiga teori ini , sangat mencakup dengan yang namanya pendidikan,dan cara proses belajar dan pembelajarannya dalam tahap pendidikkan.

    BalasHapus
  13. Cut Naira Sahira
    NPM : 1002020202

    1.Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.meliputi: (1) Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement;(3) Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) Stimulus Control in Operant Learning
    2. setuju, karena kurang mutunya pendidikan sekarang ini, dan kurang komunikasi anatara guru dan siswa, Hampir semua bangsa-bangsa negara di dunia ini terus melakukan proses untuk meningkatkan mutu pendidikan di negara masing-masing. Sebab kunci masa depan suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan sistem pendidikan yang berkualitas, yang ditunjukkan oleh keberadaan sekolah-sekolah yang berkualitas pula.
    3.*Technical Learning (Belajar meningkatkan Kecakapan Skill/Teknik ) Belajar meningkatkan Kecakapan Skill/Teknik (Technical Learning)
    Tuhan telah menetapkan segala sesuatu indah pada waktunya dan manusia telah diberi kecakapan untuk tanda-tanda Tuhan dan menerapkannya dalam hidup.
    Seorang pelaut tradisional dapat mengarungi samudra raya dan bisa sampai di pelabuhan tujuan karena ia cakap membaca tanda-tanda langit (Astronomi). Seorang petani tahu waktu yang tepat untuk membuka lahan, menabur dan menuai. Ia pandai membac tanda-tanda musim.
    *elajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan social ( orang-orang yang ada disekeliling ) secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan seenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.
    *Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan budaya sangat dibutuhkan. Tahap ini oleh Habermas dianggap tahap belajar yang paling tinggi, karena transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang tertinggi.

    BalasHapus
  14. Nama : Ida Laila
    Npm : 1002020190

    1.masalah yang mungkin terjadi dalam penerapan teori behaviristik
    1.Teori behavioristik sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon.
    2.Terbentuknya peserta didik yang pasif dalam proses belajar
    3.Peserta didik dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas yang ditetapkan lebih dulu secara ketat.
    4.Kegagalan atau ketidakmampuan dalam merubah pengetahuan dikategorikan sebagai “kesalahan dan harus dihukum”.
    5.Teori ini menyimpulkan Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
    2.setuju,karena ada beberapa factor yaitu:
    1.pendidik tidak mampu menginspirasikan peserta didik untuk bisa menjadi lebih baik,
    2.Cara mengajar pendidik yang membosankan,kebiasaan pendidik yang tidak dengan mengukur variabel-variabel seperti suatu kebiasaan-kebiasaan, humor, kepribadian, teknik bertanya, aktivitas kelas, alat bantu audiovisual, strategi mengajar dan lain-lain, Seperti tidak ada kreasinya.
    3.Pendidik kurang menguasai materi.tidak mempunyai kemajuan untuk menambah atau menimba ilmu misalnya membaca buku atau bertukar pikiran dengan rekan guru yang lebih senior dan profesional guna menambah wawasannya.
    4. Selama ini pendidik mengadakan penilaian hanya untuk mencari angka atau nilai untuk anak didik. Apabila anak banyak memperoleh nilai dibawah rata-rata, maka guru menganggap bahwa anak didiklah yang gagal dalam menyerap materi pelajaran atau materi pelajaran terlalu berat, sehingga sukar dipahami oleh anak. Kalau anak didik yang memperoleh nilai dibawah rata-rata mencapai 50% dari jumlah anak didik, hal ini sudah merupakan kegagalan dari guru dalam melaksanakan evaluasi di akhir pelajaran.
    3.
    1.belajar teknis adalah belajar untuk meningkatkan keahlian atau skill.
    2.belajar praktis adalah belajar meningkatkan kemampuan secara praktek
    3.belajar emansipasi adalah proses belajar menghargai

    BalasHapus
  15. NAMA :Elvira ilainy
    NIM :1002020184


    1. Masalah yang bisa terjadi dalam teori behavioristik adalah :
    a. Anak merasa tertekan karena tidak bisa mengekspresikan segala kreatifitasnya.
    b. Anak merasa cepat bosan dan jenuh karna lebih cenderung menerima segala sesuatu yang diberikan oleh pendidik karena teori ini bersifat pasif.
    c. Tidak ada perkembangan lebih dari peserta didik karena dia hanya menerima stimulus dari pendidik.
    d. Anak suka merasa tertekan dengan hukuman-hukuman yang diberikan pendidik
    e. Peserta didik menjadi tidak aktif karena cenderung hanya menerima dari pendidik
    f. Tidak adanya keinginan lebih yang dilalkukan peserta didik untuk mencari lebis luas tentang ilmu-ilmu yang telah diberikan.




    2. ya saya setuju,karena memang sering terjadi dalam proses pembelajaran. Proses itu bisa terjadi karena beberapa faktor, dan berikutlah contoh-contoh atau kemungkinan yang sering terjadi.
    1. Tidak mampunya seorang pendidik dalam mendidik/membangun semangat pesertanya yg kurang mampu menangkap pelajaran yang diberikan, karena tidak semua siswa bisa menerima pelajaran yang diberikan begitu saja.
    2. kurangnya interaksi yang aktif antara pendidik dan peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran.
    3.peserta didik merasa kurang kenyamanan dalam proses pembelajaran atau ruang belajar yang diberikan.
    4. Kurangnya daya tangkap dan daya pikir peserta didik dalam menerima materi-materiyang diberikan.
    5. faktor zaman yg serba canggih yang membuat peserta didik belajar melalui internet dan media electronik lainnya, sehingga memudahkan perserta didik belajar sambil bermain melalui media tersebut.
    6. Pendidik terlalu kejam dan tegas dalam mendidik dan suka memberikan sanksi kepada peserta didik sehingga membuat mental peserta didik merasa takut dan enggan dalam menerima pembelajaran yang diberikan pendidik
    7. Merasa bosan dengan cara itu-itu saja yang dilakukan pendidik dalam proses pembelajaran.


    3. Habermas dibagi menjadi 3 bagian pandangan dalam prosespembelajaran yaitu:
    1) Belajar Teknik ( Tehnical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan agar dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar.Dal hal ini ilmu alam sangat diperlukan.

    2) Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan social ( orang-orang yang ada disekeliling ) secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan sejenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.

    3) Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan budaya sangat dibutuhkan. Tahap ini oleh Habermas dianggap tahap belajar yang paling tinggi, karena transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang tertinggi.
    Referensi : Ariefian84.wordpress.com Habermas-Belajar dan pembelajaran

    BalasHapus
  16. Hernita
    NPm : 1002020192

    (1). kelemahan behavioristik
    1. pelajar lebih bersifat pasif
    2. pelajar hanya mendengarkan dan menghafalkan apa yang diterima dari guru
    3. cenderung membatasi pelajar untuk berpikir dan berkreasi
    4. kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pelajar untuk menunjukan kemampuannya
    5. pembelajaran siswa yang berpusat pada guru bersifat meanistik dan hanya tertuju pada hasil yang diamati dan diukur

    (2). iya, saya sangat setuju. dewasa ini banyak terjadi kegagalan dalam proses pembelajaran karena telah banyak guru yang melakukan evaluasi dan penilaian terhadap anak didiknya. sehingga peserta didik acuh tak acuh terhadap apa yang dipelajarinya, guru hendaknya terus melakukan evaluasi agar terciptanya proses belajar yang maksimal

    (3). 1.belajar tehnis (tecnical learning) adlah iteraksi dengan lingkunagn secara benar.
    2. belajar praktis (practical learning) adalah interaksi sosial yaitu dengan orang-orang disekelilingnya dengan baik
    3. belajar emansipasi ( emancipatory learning) menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi


    sumber refernsi : bayon23.blogspot.com

    BalasHapus
  17. NAMA : yunilawati
    NIM : 1002020181
    1.Masalah yang mungkin terjadi ialah:
    a).Pembelajaran secara behavioristik ini sering dan dominan hanya sementara,hingga akan diperlukan penberian stimulus yang rutin agar bersifat lebih tetap.karena proses pembelajaran ini memerlukan reward,hukuman hanya akan menjadikan murid tidak akan menjadi baik dan juga tidak akan menjadi buruk.
    b).Pembelajaran yang memberikan penguatan kepada anak didik,maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat,maka si siswa akan merasa ketergantunan pada reinforcement tersebut.Dan apabila siswa tidak diberikan penguatan tsb, akan menjadikan siswa merasa kurang bersemangat dan malas dalam pembelajarannya.
    c).Teori behavioristik lebih cenderung membuat anak didik menjadi pasif, dikarenakan pendidik lebih berperan sebagai sumber ilmu bukannya fasilitator.
    d).Apabila didalam pembelajaran secara behavioristik tidak melakukan adanya interaksi, maka respon yang tidak baik akan terjadi atau perubahan tingkah laku si anak akan menjadi tidak normal atau akan menjerumus kepada hal yang tidak baik.
    e).Pembelajaran behavioristik yang mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks atau buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks atau buku wajib tersebut.
    f).Dan juga pembelajaran dan evaluasi yang terlalu menekankan pada hasil belajar, mengakibatkan siswa menjadi seorang yang gugup dan juga cenderung menjadikannya memiliki karakter penakut karenanya.
    g.Hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.

    2) YA!!!! Terdapat kegagalan dalam proses pembelajaran disekolah maupun di Perguruan Tinggi.
    berdasarkan hasil penelitian tentang KTSP, disimpulkan bahwa penyebab kesulitan yang dialami guru SMP dalam melaksanakan KTSP selama proses pembelajaran yang mendominasi adalah waktu yang kurang memadai, sehingga para guru mengalami kesulitan dalam perencanaan proses pembelajaran yang berimbas pada pelaksanaan pembelajaran dan juga evaluasinya. Untuk memaksimalkan pelaksanaan KTSP hendaknya dikembangkan secara sinergis antara siswa, guru, dan sekolah. Oleh sebab itu, disarankan bagi guru untuk meningkatkan pemahaman tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), meningkatkan kemampuan dalam mengajar sehingga terciptanya suasana yang lebih kondusif dalam proses pembelajaran.Evaluasi program diharapkan agar para guru melaksanakannya sesuai dengan ketentuan sekolah,serta mengingat adanya keterbatasan waktu,maka diharapkan para guru mau membuat hand out untuk siswa,dan lebih banyak memberikan tugas rumah pada siswa.
    Sedangkan didalam perguruan tinggi,Salah satu masalah dalam bidang pendidikan di negara kita adalah rendahnya kualiti
    pendidikan di berbagai jenis dan jenjang pendidikan.

    3). Habermas membagi tipe belajar menjdi tiga, yaitu :
    • Belajar teknis (technical learning) adalah bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar.
    • Belajar praktis ( practical learning) adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang – orang disekelilingnya dengan baik.
    • Belajar emansipatoris (emancipators learning) menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya.
    Sumber referensinya ialah : ARDIKA digg.com/news/lifestyle/Teori_Ruang_Publik_I_Ruang_Publik_Habermas

    BalasHapus
  18. NAMA :ZULFIAN NAZLY
    NIM : 1002020185


    1).Kemungkinan yang terjadi dalam penerapan tiori BEHAVIRISTIK.
    • Dalam tiori siswa cenderung pasiv karna hanya menerima stimulus dari pendidik tanpa adanya penerapan praktikum.
    • Dalam pembelajaran siswa di terapkan dan dibentuk untuk menurut seperti kemauan pendidik.
    • Dalam pembelajaran hanya perpandu pada buku teks.
    • Objek pembelajaran tidak ada perubahan,dimana metode ini di jalankan secara terus-menerus.
    • Apabila didalam pembelajaran secara behavioristik tidak melakukan adanya interaksi, maka respon yang tidak baik akan terjadi atau perubahan tingkah laku si anak akan menjadi tidak normal atau akan menjerumus kepada hal yang tidak baik
    • Dan juga pembelajaran dan evaluasi yang terlalu menekankan pada hasil belajar, mengakibatkan siswa menjadi seorang yang gugup dan juga cenderung menjadikannya memiliki karakter penakut karenanya.
    2). YA,Terdapat kegagalan dalam proses pembelajaran disekolah maupun di Perguruan Tinggi.
    Kegagalan pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi karna kesulitan yang dialami oleh pendidik dalam melaksanakan proses selama pembelajaran yang mendominasi adalah waktu yang kurang memadai, sehingga para guru mengalami kesulitan dalam perencanaan proses pembelajaran yang berimbas pada pelaksanaan pembelajaran dan juga evaluasinya.selain itu terlihat juga minim nya keseriusan pada pendidik dalam mengajar,dengan terjadi nya semua kondisi diatas maka akan menghasilkan generasi yang tidak dapat membawa perubahan apa-apa dalam proses pembelajaran,dan kondisi ini akan berlangsung dalam proses pengajaran ke depan.Sedangkan didalam perguruan tinggi,Salah satu masalah dalam bidang pendidikan di negara kita adalah rendahnya kualiti pengajar.
    3. Habermas dibagi menjadi 3 bagian pandangan dalam prosespembelajaran yaitu:
    1) Belajar Teknik ( Tehnical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan agar dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar.Dal hal ini ilmu alam sangat diperlukan.
    2) Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan social ( orang-orang yang ada disekeliling ) secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan sejenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.
    3) Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan budaya sangat dibutuhkan. Tahap ini oleh Habermas dianggap tahap belajar yang paling tinggi, karena transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang tertinggi.

    BalasHapus
  19. Name: Riski Afdila
    NPM : 1002020198

    1.Teori ini hanya mengandalkan sisi fenomena jasmaniah saja, dan mengabaikan aspek-aspek mental.
    2. Teori ini tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
    3. Teori ini menyimpulkan Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
    4. Si belajar dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas yang ditetapkan lebih dulu secara ketat.
    5. Pembiasaan (disiplin) sangat esensial.
    6. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam merubah pengetahuan dikategorikan sebagai “kesalahan dan harus dihukum”.
    7. Keberhasilan atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas dipuji atau diberi.
    8. Kekuatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan.
    9. Kontrol belajar dipegang oleh sistem diluar diri si belajar.












    2.ya ,Berikut adalah lima kesalahan guru ketika mengajar yang bisa mengakibatkan kegagalan siswa mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
    A.Kesalahan pertama: Berpikir Egosentris
    Kita terlalu sering mendengarkan kata-kata berikut yang keluar dari mulut seorang terhadap anak didiknya, “Saya sudah bersungguh-sungguh mengajar kelas ini tetapi hasilnya sangat mengecewakan!” Atau keluhan yang ini, “Anak ini lho, sudah dijelaskan berkali-kali tetap saja tidak mengerti!” Dua contoh keluhan tersebut menunjukkan bahwa guru yang bersangkutan berpikir egosentris, hanya menurut dirinya sendiri. Dia tidak berpikir tentang masalah yang dihadapi oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran sehingga tidak berhasil.

    B.Tidak Peka Terhadap Perubahan Suasana Kelas

    Kelas adalah kumpulan karakter, seorang guru hendaklah menjadi seorang kondakter agar karakter yang beragam ,dapat berjalan dengan lancar dan menyenangkan, dengan kata lain seorang guru mempunyai kemampuan menguasai kelasnya.
    C. Komunikasi Tidak Efektif
    Ketika kita menyampaikan suatu pesan kepada siswa/ mahasiswa sering berputar-putar dahulu. Contohnya guru/dosen ingin mengingatkan agar siswa mengerjakan PR yang diberikan, “Siswa-siswi, awas jangan sampai lupa dengan PR kamu. Kamu kerjakan semuanya. Kalau kamu tidak mengerjakan PR kamu, maka besok tidak akan mendapatkan nilai dari ibu.” Kenapa tidak dikatakan saja seperti ini, “siswa -siswi, ingat, kerjakan PR-mu. Semuanya! Besok Ibu nilai.” Bukankah bahasa yang kedua lebih irit, dan karenanya lebih efektif.
    D.Mengajar Tanpa Persiapan
    Guru itu seorang profesional, tapi masih banyak guru enggan membuat persiapan secara benar. Akibatnya, pembelajaran di kelas berlangsung seadanya dan tanpa arah. Salah satu ciri keprofesionalan seorang guru adalah menyusun perencanaan pembelajaran secara benar. Dengan persiapan yang terencana baik, Persiapan mengajar itu ibarat skenario dalam film.




    3. 1) Belajar Teknik ( Tehnical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan agar dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar.Dal hal ini ilmu alam sangat diperlukan.
    2) Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan social ( orang-orang yang ada disekeliling ) secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan seenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.

    3) Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan budaya sangat dibutuhkan. Tahap ini oleh Habermas dianggap tahap belajar yang paling tinggi, karena transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang tertinggi.

    BalasHapus
  20. Riski Afdila
    Mengharap senang dalam berjuang
    Bagai merindu rembulan di tengah siang
    Jalannya tak seindah sentuhan mata
    Pangkalnya jauh hujungnya belum tiba
    Met Ulang tahun Miss...

    BalasHapus
  21. nama:muqhni van anggelia
    npm:1002020200

    1.1. mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
    2. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
    3. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata
    4. Siswa menjadi tidak kreatif dan tidak produktif,
    5. Serta cenderung mengarahkan pembelajar untuk berfikir linier


    2.Ia setuju.
    Karena tidak dilakukan Evaluasi pembelajaran secara menyeluruh. Instrumen evaluasi pembelajaran pun sebetulnya harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen evaluasi harus valid dan reliable. Penyusunan soal evaluasi pembelajaran minimal harus mencakup bentuk-bentuk seperti: pilihan ganda, isian, jawaban singkat. Tidak hanya pilihan ganda saja, atau isian saja. Materinya meliputi seluruh materi yang diajarkan (minimal satu kompetensi dasar).
    Tentu saja masih banyak kesalahan guru yang lain, yang bisa berakibat pada kegagalan siswa dalam belajar. Anda pun dapat menginventarisasi kesalahan-kesalahan yang Anda lakukan ketika mengajar atau kesalahan teman-teman.
    kuncinya Apabila terdapat kegagalan siswa dalam pembelajaran, maka di situlah guru perlu melakukan introspeksi: sudah benarkah yang dia lakukan? Kemudian dilanjutkan: apa yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki keadaan.


    3. PANDANGAN HABERMAS
    Menurut Habermas, proses belajar terjadi apabila terjadi interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun sosial.
    Ada 3 tipe belajar :
    1) Belajar Teknik ( Tehnical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan agar dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar.Dal hal ini ilmu alam sangat diperlukan
    2) Belajar Praktis ( Practical Learning )
    Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan social ( orang-orang yang ada disekeliling ) secara baik. Bidang ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan seenisnya sangtlah dibutuhkan dalam belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.
    3) Belajar Emansipatoris ( Emancipatory Learning)
    Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan budaya sangat dibutuhkan. Tahap ini oleh Habermas dianggap tahap belajar yang paling tinggi, karena transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang tertinggi.
    reverensi:Ariefian84.wordpress.com Habermas-Belajar dan pembelajaran

    BalasHapus